Pada suatu kesempatan, atasan saya yang adalah seorang Kristen menyapa dan mengajukan pertanyaan ke saya, “Dik Wayan, kira-kira kenapa orang masuk Hindu?”. Pertanyaan bagus untuk memulai berdiskusi dan menjelelaskan ajaran Veda. Saya rasa pertanyaan ini muncul karena beberapa hari sebelumnya saya dan beliau sama-sama dinas ke Reaktor Nuklir Kartini di Yogyakarta. Dan saya mengajak atasan saya itu menginap di Narayana Smrti Ashram. Disamping karena saya kangen dengan kehidupan ashrama, saya pengen memperkenalkan tradisi Hindu yang diluar kaca mata pemahamannya. Bagaimana tidak, melalui sumber foto, bacaan dan berhadapan langsung dengan warga ashrama, disana dia melihat kalau Hindu tidak hanya dianut orang Bali, tapi juga orang jawa, orang bule, negro dan suku-suku bangsa lainnya. Hindu tidak hanya dianut oleh mereka yang dilahirkan dari keluarga Hindu, tetapi juga atas kesadaran mereka sendiri untuk menjadi pemeluk Hindu.
Pertanyaan beliau di atas, tidak serta merta saya jawab, namun saya bertanya bali ke beliau; “Bapak nanya saya, apa nanya orang-orang yang dari agama lain dan akhirnya masuk Hindu sebagaimana yang di ashrama? Kalau saya sendiri, karena memang ortu saya Hindu pak!”. Dengan diakhiri senym, saya menghentikan pembicaraan saya. Beliaupun mulai berbicara dengan panjang lebar. Yang pertama, sudah barang tentu dia mengomentari orang-orang yang masuk Hindu dan sebagaimana kebiasaannya, akhirnya pembicaraannya beralih ke seputar Alkitab, Yesus dan Kekristenan karena memang beliau adalah penganut Kristen yang taat.
Terdapat suatu pernyataan dan klaim yang menarik yang beliau sampaikan pada kesempatan itu. Pernyataan itulah yang merupakan ide dasar dalam penulisan artikel ini. Klaim yang sederhana, tetapi merupakan iman dasar bagi para pengikut Kristen. Beliau mengatakan bahwa; “Tidak ada satu agama manapun di dunia ini yang sebaik dan semudah Kristen, hanya di Kristenlah kita dapat menemukan kenyataan bahwasanya hanya dengan percaya pada Yesus dan menyerahkan diri kepadanya, maka segera dosa-dosa kita akan di hapuskan. Yesus datang ke dunia ini untuk menghapuskan dosa-dosa manusia yang percaya kepadanya. Tidak terdapat satu manusiapun di dunia ini yang luput dari dosa, dan untuk terbebas dan murni dari dosa sangatlah sulit, sehingga satu-satunya jalan yang mudah dan pasti untuk mencapai kerajaan Tuhan hanyalah dengan percaya pada Yesus Kristus. Hanya Kristen jugalah yang dapat memanggil Tuhan sebagai Bapa”.
Suatu klaim yang bagus. Klaim ini dapat dijadikan propaganda jitu bagi para kaum misionaris untuk mendapatkan pengikut. Saya tidak akan mempermasalahkan benar atau salahnya keyakinan mereka ini. Namun saya ingin mempertanyakan apakah benar konsep yang mereka yakini itu hanya ada di dalam ajaran Kristen?
“api ced asi päpebhyaù sarvebhyaù päpa-kåt-tamaù sarvaà jïäna-plavenaiva våjinaà santariñyasi yathaidhäàsi samiddho ‘gnir bhasma-sät kurute ‘rjuna jïänägniù sarva-karmäëi bhasma-sät kurute tathä, Walaupun engkau dianggap sebagai orang yang paling berdosa diantara semua orang yang berdosa, namun apabila engkau berada didalam kapal pengetahuan rohani, engkau akan dapat menyeberangi lautan kesengsaraan. Seperti halnya api yang berkobar mengubah kayu bakar menjadi abu, begitu pula api pengetahuan membakar segala reaksi dari kegiatan material sehingga menjadi abu, wahai Arjuna”( Bhagavad Gita 4.36-37).
Krishna berkata,”Mama maya duratyaya mam eva ye prapadyante mayam etan taranti te, tenaga material (maya) Ku ini sungguh sulit diatasi. Tetapi siapapun yang berserah diri kepada-Ku, mudah mengatasinya” (Bhagavad Gita 7.14).
“Mam ca yo’vyabhicarena bhakti yogena sevate sa gunan samatityaitan, siapapun yang tekun dalam pelayanan bhakti kepada-Ku tanpa pernah gagal, seketika mengatasi (cengkraman tangan maya nan halus yaitu) Tri Guna” (Bhagavad Gita 14.26).
Dari sloka Bhagavad Gita 4.36-37, 7.14 dan 14.26 setidaknya kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya dosa dalam konsep Veda juga dapat dihapuskan. Kegiatan material dan kegiatan berdosa ini dapat segera hilang dan diampuni oleh Tuhan Yang Maha Esa setelah kita insaf dalam pengetahuan rohani dan menyerahkan diri kepada Beliau. Jadi tidaklah 100% benar argumen yang menganalogikan bahwa dosa bagaikan rasa pahit di dalam air dan untuk membuat air itu menjadi tawar, maka kita harus memasukkan air tawar sebanyak-banyaknya kedalam air pahit tersebut. Argumen ini menyatakan bahwa dosa tidak akan pernah hilang, tetapi seolah-olah hilang karena konsentrasi kegiatan kebajikan kita jauh lebih besar dari kegiatan berdosa. Konsep ini mungkin 100% benar untuk mereka yang belum dapat menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi bagi mereka yang menyerahkan diri secara murni, maka dosa-dosa mereka langsung dihapuskan dan segera di angkat ke planet rohani, Moksha.
Bagaimana dengan konsep Tuhan yang karena kasihnya turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia? Semua orang juga tahu kalau Hindu mengenal konsep Avatara, penjelmaan Tuhan ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang saleh dan membinasahkan orang-orang jahat dan menjaga tatanan Dharma (Bhagavad Gita 4.8). Bahkan menurut Veda, Tuhan datang ke dunia tidak hanya satu kali sebagaimana yang diyakini oleh Alkitab, tetapi dalam jumlah yang tidak terhitung banyaknya pada setiap jaman.
Bagaimana dengan Tuhan sebagai Bapa?
Dalam Bhagavad Gita 14.4 disebutkan: “aham bija pradah pita, Aku adalah ayah semua mahluk hidup…”. Bhakan dalam konsep Hindu, Tuhan tidak hanya dapat disebut sebagai bapak/orang tua, tapi juga dapat dianggap sebagai aspek lain, yaitu antara lain;
Atasan yang berkuasa penuh, posisi ini umum diterapkan oleh agama-agama di dunia, dimana Tuhan di takuti, dihormati karena Kemaha Kuasaannya dan Kemaha Mutlakannya.
Kekasih, Tuhan dapat dipuja seperti kita menyayangi kekasih. Inilah yang disebut “true love”. Contoh cerita orang-orang yang sanggup memuja Tuhan sebagai seorang kekasih adalah para gopi di Vrindavan yang memuja Krishna dalam aspeknya seperti seorang kekasih.
Anak, Tuhan juga dapat disayangi sebagaimana halnya seorang anak. Ibu Yasoda dan Nanda Maharaj menyadari betul bahwa Krishna adalah Tuhan Yang Maha Esa, namun mereka mendapat karunia untuk menyembah Krishna sebagai halnya seorang anak mereka.
Kawan, meski Arjuna mengetahui bahwa Krishna adalah Tuhan, namun Arjuna mampu menyembah Krishna dalam kedudukannya sebagai seorang kawan.
Namun perlu digaris bawahi bahwa masing-masing “rasa” dalam menyembah Tuhan disini tidak dapat dipaksakan. Tidak semua orang sanggup menganggap Tuhan seperti anak, sahabat atau kekasih, dan tidak semua orang juga bisa menyembah Tuhan seperti kedudukan atasan dengan bawahan. Cari dan pahamilah rasa yang tepat dalam diri anda sendiri.
Jadi dengan demikian konsep yang diklaim hanya ada pada ajaran Kristen dan diagung-agungkan oleh mereka sebenarnya sudah lebih dulu ada pada ajaran Veda. Dan dengan demikian, bagi umat Hindu yang ingin mengikuti pemahaman Kristen tidak perlu pindah manjadi Kristen bukan?
Bagaimana dengan senjata-senjata pemungkas propaganda agama dari agama-agama yang lainnya? Apakah juga terakomodir dalam ajaran Veda? Mari kita telusuri satu-persatu.
Akif manif Jabir, Ph.D dalam bukunya “The Hidden Treasure of Qur’an” menyatakan bahwa Ajaran Islam hanyalah salah satu dari empat jenis yoga marga yang terdapat dalam Hindu. Islam lebih menitikberatkan ajaran Bhakti, yaitu dengan bersujud dan mengagung-agungkan nama Tuhan.
Dalam Al-Qur’an 7.180 disebutkan “Hanya milik Allah asmaa-ul husna , maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya . Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. Dan selanjutnya dalam Al-Qur’an 69.52 disebutkan; “Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar’.
Dalam Bhagavata Purana 12.3.51, disebutkan;“kaler dosa-nidhe rajan asti hy eko mahan gunah kirtanad eva krsnasya muktah-sangah param vra jet, Sang Raja mulia, meskipun Kali-Yuga penuh dengan kegiatan berdosa, tetapi jaman Kali ini membawa satu keberuntungan besar yakni hanya dengan mengumandangkan nama-nama suci Tuhan, orang dapat bebas dari derita dunia fana dan kembali ke dunia rohani. Disamping sloka ini, masih terapat banyak sloka-sloka Veda yang membenarkan Bhakti Yoga dengan cara mengumandangkan nama-nama Suci Tuhan sebagaimana yang sudah saya singgung dalam artikel sebelumnya, Hari-Nama Sankirtana.
Bagimana dengan memuja Tuhan dalam aspek kekosongan atau yang tidak digambarkan yang disebutkan dalam agama Islam dan juga agama Buddha? Veda menjelaskan bahwa Tuhan memiliki tiga aspek utama, yaitu Paramatman (Yang ada di mana-mana dan meresapi ciptaannya), Bhagavan (Tuhan yang berwujud pribadi) dan Brahman (Tuhan yang tidak berwujud/Nirguna) sebagaimana disinggung dalam Bhagavad Gita bab 12. Jadi dari segi penggambaran Tuhan, Hindu juga memberikan solusi yang lengkap. Jika anda tertarik dengan aspek Tuhan yang ada di mana-mana dan selalu menyertai diri anda dalam diri anda, maka anda dapat memuja aspek Paramatman. Jika anda tertarik dengan Tuhan yang berwujud pribadi, maka silahkan memuja Avatara-avatara Tuhan, namun jika anda lebih interest kepada kekosongan dan aspek Tuhan yang tidak berwujud, silahkan memuja Tuhan dalam Aspek Brahman.
No comments:
Post a Comment